Senin, 13 Mei 2013

Gerakan Air Laut

Gerakan air laut dapat berupa  pasang surut, gelombang dan arus.

1. Pasang surut
Dalam satu hari selama 24 jam permukaan air laut mengalami perubahan yang disebut pasang surut air laut dan sering disingkat dengan pasut.
Faktor utama yang mempengaruhi pasang surut adalah posisi bulan dan posisi matahari. Pada saat posisi bulan dan matahari sejajar maka pasang akan menjadi maksimum sedangkan pasang minimum terjadi pada saat pasang perbani.
2.  Gelombang
Gelombang merupakan gerakan air laut naik turun atau secara vertikal. Air laut yang bergerak tidak mengalami perpindahan tempat secara horizontal. Gerakan ini akan menjalar ketempat lain seperti tali yang digerakan naik-turun. Gelombang mempunyai dimensi seperti panjang, tinggi, kecepatan, periode, frekuensi dan arah datangnya gelombang.
Gelombang laut terjadi karena beberapa faktor seperti :
a)  Karena gerakan lempeng tektonik
b)  Karena aktivitas vulkanik
c)  Karena aktivitas angin
3.  Arus Laut.
Arus laut merupakan pergerakan massa air laut secara teratur dari suatu tempat ke tempat lain. Sebagian besar air laut bergerak denga arah horisontal dan sebagian kecil yang pergerakanya vertikal (upwelling).
Arus laut terjadi karena beberapa faktor :
a) Karena faktor angin
b) Karena perbedaan kadar garam
c) Karena perbedaan suhu
 

PENGERTIAN TSUNAMI

 
Gambar
 
Pengertian tsuami. Dari segi terminologi berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang, karena tsunami sering terjadi di negara jepang, berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang lebih sebanyak 195 kali.
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan antara lain oleh :
  • gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
  • letusan gunung berapi bawah laut,
  • longsor bawah laut,
  • atau dapat juga karena hantaman meteor dari angkasa yang jatuh ke laut.
Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan 1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.  Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
 
Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu : 1. Gempabumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik  yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup  besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu  massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu  bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum  terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja  menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera  yang mampu untuk membangkitkan tsunami
 
 
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan  memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari  kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi.  Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang  tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga  dengan subduksi.
2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di  dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi  tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.
3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan  tsunami.
Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar  kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di  seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau  yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya  sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang  banyak, baik jiwa maupun harta benda.  Dampak dari bencana ini juga dirasakan  kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang  besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat  mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera.  Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena  kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu  tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang terbentuk akibat  perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai  keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam  akan terbentuk gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya  percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas  vulkanik dan peristiwa lainnya.  Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang  besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang  ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini,  tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi,  biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena  area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang  kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang  terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan  mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m.  Bagaimanapun juga , suatu tanah  longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin berdampak pada  samudera.
 
 Gambar
  FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
Asal Usul Tsunami – Kata tsunami berasal dari bahasa jepang. Tsu yang berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi di Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 197 tsunami telah terjadi di jepang.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan “pasang-surut” meliputi “kemiripan” atau “memiliki kesamaan karakter” dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti “gelombang”. Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
  • Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
  • Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
  • Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
  •  

TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA

II. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.
Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
Lida (1970) berdasarkan data tsunami di Jepang menunjukkan bahwa gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar merupakan gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (sesar naik) misalnya tsunami Japan Sea 1983 dan Flores 1992 dan sebagian kecil tipe normal (sesar turun) misalnya sanriku Jepang 1993 dan Sumba 1977. gempa dengan mekanisme fokus strike slip (sesar mendatar) kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.





http://mooncrescentblog.wordpress.com/2012/12/21/pengertian-tsunami/

Pengertian dan sifat tenaga endogen

Pengertian dan sifat tenaga endogen :
 Tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi.
 Sifat dari tenaga endogen ialah membuat bumi menjadi tidak rata.
Akibat dan pembagian dari tenaga endogen :
 Akibat dari tenaga endogen :
1. sebagian dari luas permukaan
bumi berubah menjadi gunung.
bukit/pegunungan
2. permukaan bumi yang turun
menjadi lembah/jurang
 Tenaga endogen dibagi menjadi 3 :
1. Tektonisme
2. Vulkanisme
3. Seisme/gempa
Arti dari tektonisme :
 Tektonisme adalah
pergeseran dan perubahan letak kerak bumi
dalam skala besar,meliputi: lipatan, patahan,
dan tektonisme lempeng.

• Tektonisme lempeng : menerangkan peristiwa perubahan bumi ke arah mendatar/vertikal.
Gerak relatif lempeng-lepeng bumi adalah divergen ( saling menjauh ), konvergen ( saling medekat ) dan geseran.
• Tumpukan antara lempeng samudra dan lempeng benua akan menyebabkan lempeng samudra menggeser ke bawah dan terbentuk palung laut ( island arcs )


• Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer memiliki 6 lempeng utama :
• Lempeng Afrika
• Lempeng Amerika
• Lempeng Pasifik
• Lempeng Eurasia
• Lempeng India( lempeng Australia )
• Lempeng Antartika
Arti dari vulkanisme
Vulkanisme ialah
Peristiwa naiknya magma dari bagian dalam
bumi sehingga sebagian magma muncul ke
permukaan bumi, dan sebagian lagi menyusup
ke dalam lapisan kerak bumi.


 Magma naik karena energi dorong yang berasal dari gas-gas yang terkandung dalam magma.
Semakin dalam asal magma letusan gunung makin kuat.
 Erupsi (ekstrusi magma) adalah peristiwa naiknya magma dari dalam bumi.
 Intrusi magama adalah naiknya magma di dalam lapisan litosfer,tetapi tidak mencapai permukaan bumi.
Manfaat vulkanisme :
• Sebagai sumber mineral
• Menyuburkan daerah pertanian
• Obyek wisata

• Gempa bumi adalah getaran kerak bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam bumi
• Ilmu yang mempelajari tentang ilmu gempa bumi dinamakan seismologi


• Hiposentrum yaitu sumber gempa didalam lapisan bumi
• Episentrum yaitu garis dipermukaan bumi yang tepat tegak lurus di atas hiposentrum
• Homoseista yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang dilalui gempa pada waktu yang sama
• Isoseista yaitu garis dipermukaan bumi yang menghubungkan tempat-tempat dengan intensitas yang sama
• Makroseisma yaitu daerah disekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa


• Pleistoseista yaitu garis pada peta gempa yang mengelilingi makroseisma


• Bedasarkan penyebab:
- Gempa tektonik yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran
- Gempa vulkanik yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme
- Gempa guguran (gempa runtuhan) yaitu disebabkan oleh runtuhannya bagian gua
- Gempa tumbukan yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor

• Berdasarkan bentuk episentrum:
- Gempa sentral yaitu gempa yang episentrumnya titik
- Gempa linier yaitu gempa yang episentrumnya garis
• Berdasarkan kedalaman hiposentrum:
- Gempa dalam yaitu lebih dari 300 km
- Gempa menengah yaitu antara 100-300 km
- Gempa dangkal yaitu kurang dari 100 km



• Berdasarkan jarak episentrum:
- Gempa lokal yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km
- Gempa jauh yaitu episentrumnya sekitar 10000 km
- Gempa sangat jauh yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km


• Selain klasifikasi gempa dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terdapat di bawah permukaan laut
• Gempa tersebut menjadikan terjadinya tsunami
• Seismograf adalah alat pencatat gempa
• Seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf

Source By:http://ips-web-id.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan-sifat-tenaga-endogen.html

Faktor-faktor Pembentukan Tanah

Faktor-faktor Pembentukan Tanah

Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu. Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.

1. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.
• Curah Hujan
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
• Suhu (temperatur)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.

2. Bahan Induk
Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik.
• Batuan
Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.
- Batuan Beku
Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan gunung berapi, batuan beku atau batuan vulkanik terdiri dari meneral yang tinggi dan banyak mengandung unsur hara tanaman. Di Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang lebih penting, hal ini di sebabkan karena gunung berap[i tersebar mana-mana, dan karena letesan gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan tanah. Selain atas dasar terjadinya batuan vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar Si O2 nya menjadi tiga golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar Si O2 lebih dari 65%, batuan intermedier yang kadar Si o2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar Si O2 kurang dari 52%.
Batuan vulkanik di Indonesia kebanyakan termasuk basis, kemudian intermedier dan yang paling sedikit batuan asam. Batuan asam biasanya berwarna lebih muda dari pada batuan basis, batuan asam juga biasanya lebih banyak mengandung alkali dan Al, sedangkan kadar unsur-unsur seperti Fe,Mg dan Ca lebih rendah, sehingga berat jenisnya juga lebih kecil. Perbedaan lain adalah mengenai daya tahannya terhadap proses pelapukan, batuan asam lebih tahan terhadap proses pelapukan karena warnanya kebih muda. Akibatnya tanah yang berasal dari batuan asam tektunya lebih kasar daripada tanah yang berasal dari bari batuan basis, maka dapat dikatakan tanah yang berasal dari batuan asam mempunyai kandungan unsurhara yang sedikit dibandingkan dengan tanah yang berasal dari batuan basis.
- Batuan Endapan
Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau udara dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya yaitu, batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan adanya keseragaman yangnyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusun.
Adanya lapisan dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang masing-masing berbeda bahan, tekstur, warna dan tebalnya. Perbedaan ini terutama di sebabkan oleh karena perbedaan waktu pengendapan dan bahan yang diendapkannya.jika bahan yang diendapkannya seragam maka ciri akan terlihat kurang jelas. Batuan endapan dari bahan-bahan yang diendapkan dari hasil pecahan batuan yang telah ada sebelumnya. Proses pelapukan batuan endapan dapat terjadi melalui gerakan bumi, seperti gempa bumi, patahan,timbulan,bahkan lipatan, dan tekanan akibat temperartur, juga bisa diakibatkan oleh tenaga mahkluk hidup saeperti akar dan hewan, maupun gaya kimia yang di sebabkan oleh gaya kimia seperti CO2, O2 asam organik dan sebagainya.
- Batuan Malihan
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat terbentuk dari batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan dan sentuknya yang akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Batuan malihan adalah batuan yanga memiliki sipat - sipat akibat telah malihnya batuan semula baik batuan beku maupun endapan. Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan dan menyebabkan pengkristalan kembali bahan induk. Adapun sarat tejadinya proses malihan yaitu di sebabkan oleh temperatur tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Temperatur tinggi saling mempercepat reaksi kimia juga penting untuk dapat melampaui temperatur mineralnya. Secara teori dapat di terapkan atom - atom yang menyusun mineral setelah mencapai temperatur kritik amplitudo getarannya akan sedemikian besarnya, sehingga atom - atom dapat bergerak lebih besar dan mampu bertukar tempat. Temperatur yang tinggi juga dapat mempertinggi plasitisitas mineral. Sumber panasnya berasal dari bagian dalam bumi, energi mekanik menghasilkan yang merupakan hasil proses geologi dan magma yang meleleh.
Tekanan yang mempengaruhi proses malihan ada macam, yaitu tekanan hidrostastik dan tekanan yang berarah berupa desakan. Yang tertama menyebabkan perubahan volume dan menghasilkan stuktur butir yang tidak teratur, sedangkan desakan menyebabkan bentuk dan menghasilkan struktur sejajar. Tekanan yuang seragam mempengaruhi keseimbangan kimia dengan memacu pengeluaran volume dan pembentukan mioniral-mineral yang rapat jenisnyalebih tinggi, sedangkan desakan mewujudkan berbagai pengaruh terhadap susunan mineral batuan. Waktu yang lama lambat laun membentuk batuan malihan.

• Organik
Bahan organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah. Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahon organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula bahan organik uyang terkandung dalam tanah.



3. Makhluk Hidup
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi) serasaah. Pada waktui malam hari cacing – cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-lubangmnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah. Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah disekitarnya. Lubang-lubang cacing akan mempengaruhi aerasi dan perembesan air .
Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan. Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam, menentukan jemnis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau penggarapan, permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman damn lain sebagainya.

4. Topografi
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Didaerah beriklim humid trop[ika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning coklat.Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.

5. Faktor Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi mengendapkan lava dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama. Semua tinfgkatan perkembangan tanah dapat di temukan kembali pada endapan-endapan itu. Didaerah beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup subur.

Source By:http://ips-web-id.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-pembentukan-tanah.html

Pengertian Gempa Bumi dan Faktor-faktor Penyebabnya

http://ips-web-id.blogspot.com/2011/10/pengertian-gempa-bumi-dan-faktor-faktor.html
A. Pengertian GEMPA BUMI
Gempa bumi ( Seisme ) adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) ( lampiran ). Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.
 Berdasarkan atas penyebabnya gempa Bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Gempa Tektonik
Adalah Gempa yang di sebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
(1) Penunjaman antara kedua lempeng samurdra (lampiran)
(2) Penunjaman antara lempeng samudra dan lempeng benua ( lampiran )
(3) Tumbukan antara kedua lempeng benua ( lampiran )
saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.
2. Gempa Vulkanik
Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.
3. Gempa Runtuhan
Adalah gempa local yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi.
Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik sama. Naiknya magma ke permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.
 Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman fokus sebagai berikut:
• Gempa dangkal : kurang dari 70 km
• Gempa menengah : kurang dari 300 km
• Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)
 Anatomi Gempa
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini mengkaji tentang apa yang terjadi pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana energi goncangan merambat dari dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.

B. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

 Hiposenter dan Episenter (Focus and Epicenter)
Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter (lampiran) atau fokus. Proyeksi tegak lurus hiposenter ini ke permukaan bumi dinamakan episenter ( lampiran ). Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke patahan sesar fault rupture. Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 - 70 km, terjadilah gempa dangkal (shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70 - 700 km, terjadilah gempa dalam (deep earthquake). Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Ini karena letak fokus lebih dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga melepaskan lebih besar regangan (strain).
 Sesar Bumi (Earth Fault)
Sesar (fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Gempa sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar ini. Bila batuan yang menumpu merosot ke bawah akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, sesarnya dinamakan sesar normal (normal fault) (lampiran). Bila batuan yang menumpu terangkat ke atas akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, sesarnya dinamakan sesar terbalik (reverse fault) (lampiran). Bila kedua batuan pada sesar bergerak saling menggelangsar, sesarnya dinamakan sesar geseran-jurus (strike-slip fault).(lampiran)
Sesar normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement), sedangkan sesar geseran-jurus menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement).
C. Mengukur Gempa
Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Maka berdasarkan pendekatannya, skala pengukuran gempa dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1) magnitudo (magnitude) yang merupakan skala kuantitatif, dan 2) intensitas (intensity) yang merupakan skala kualitatif.
1. Magnitudo
. Ada bermacam-macam jenis magnitudo gempa, diantaranya adalah:
1.Magnitudo lokal ML (local magnitude)
2.Magnitudo gelombang badan MB (body-wave magnitude)
3.Magnitudo gelombang permukaan MS (surface-wave magnitude)
4.Magnitudo momen MW (moment magnitude)
5.Magnitudo gabungan M (unified magnitude)
Namun yang paling populer adalah magnitudo lokal ML yang tak lain adalah Magnitudo Skala Richter (SR). Magnitudo ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1935 oleh seorang seismologis Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur kekuatan gempa di California. Richter mengukur magnitudo gempa berdasarkan nilai amplitudo maksimum gerakan tanah (gelombang) pada jarak 100 km dari episenter gempa. Besarnya gelombang ini tercatat pada seismograf. Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1x10-5 mm) hingga 1 m. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Ini berarti setiap kenaikan 1 angka pada skala Richter menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.







Pemanfaatan Perairan Darat
Perairan darat antara lain dapat kita manfaatkan untuk kepentingan sumber air minum,sumber tenaga, irigasi, perikanan darat, transportasi, bahan baku industri, rekreasi dan olahraga air.
1.      Air Minum
Air yang kita minum sehari-hari baik yang berasal dari air sumur, air PAM, air danau atau sungai dan lain-lain merupakan bagian dari perairan darat.
2.      Sumber tenaga (energy)
Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sumber tenaga, misalnya untuk pembangkit listrik tenaga air dan sebagai sarana transportasi.
3.      Irigasi
Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana irigasi. Dengan demikian kita dapat melakukan berbagai usaha pertanian dan perkebunan.
4.      Perikanan Darat
Berbagai usaha produksi perikanan darat (seperti ikan mas, lele, belut, nila dan lain-lain) dapat kita jalankan berkat adanya sistem perairan darat. Majunya usaha perikanan darat di samping meningkatkan penghasilan dan kualitas gizi masyarakat.
5.      Sarana Transportasi
Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi. Contohnya banyak sungai-sungai di pulau Kalimantan dan Sumatera yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi.

6.      Rekreasi
Waduk-waduk, rawa, danau ataupun sumber-sumber air panas merupakan tempat yang dapat kita jadikan sebagai sarana rekreasi yang menarik.
7.      Olah raga air
Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana olah raga seperti renang, selam, kano dan lain-lain.
                  https://www.google.com/imghp?hl=en&tab=wi

Salinitas Air Laut


Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.
Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida.
Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai:
S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902)
Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut.
Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus:
S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969)
Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya.
Definisi salinitas ditinjau kembali ketika tekhnik untuk menentukan salinitas dari pengukuran konduktivitas, temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak tahun 1978, didefinisikan suatu satuan baru yaitu Practical Salinity Scale (Skala Salinitas Praktis) dengan simbol S, sebagai rasio dari konduktivitas.
"Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio dari konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan satu standar atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana bagian massa KCl adalah 0,0324356 pada temperatur dan tekanan yang sama. Rumus dari definisi ini adalah:
S = 0.0080 - 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 - 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2
Catatan:
Dari penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai rasio, maka satuan o/oo tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapa oseanografer menggunakan satuan "psu" dalam menuliskan harga salinitas, yang merupakan singkatan dari "practical salinity unit". Karena salinitas praktis adalah rasio, maka sebenarnya ia tidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan "psu" sebenarnya tidak mengandung makna apapun dan tidak diperlukan. Pada kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga salinitas dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuran konduktivitas.
Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan).

Source by:http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/salinitas-air-laut.html

DINAMIKA ATMOSFER

A. Lapisan Atmosfer  
 Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh . Di antara unsur yang terdapat dalam atmosfer adalah nitrogen ,oksigen ,karbon dioksida ,dan argon . Keempat unsur tersebut menempati 99,97% {hampir 100%} volume atmosfer .
 atmosfer melindungi bumi dri radiasi matahari pada sing hari dan hilangnya panas pada malam hari. jika tidk ada atmosfer suhu bumi akan meningkat hinga meningkat 93,3 derajat celcius pada siang hari dan akan menurun hingga -148,9 derajat celcius, pada malam hari.
 atmosfer juga berguna sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi , meteor yang bergerak akan menuju bumi terlabih dahulu harus melewati atmosfer dengan kecepatan 60 - 70 km/sekon. gesekan ntara meteor dan atmosfer menyebabkan terjdinya pnas sehingga menghncurkan meteor sebelum jatuh ke bumi .
 tebal atmosfer tidak dapat di pastikan krena tidak ada batas yan nyata antara udara dan ruangan di luarnya. berdasarkan perbedaan suhu arah vrtikal, atmosfer bumi di bagi menjdi 5 lapisan , yaitu
1. troposfer
2. stratosfer
3. mesosfer
4. termosfer
5. eksosfer


 1.Trosposfer
 Troposfer adalah lapisan atmosfer paling bawah dengan ketinggian sampai 8 km di daerh kutub dan 18 km di daerah khtulistiwa. di lapisan ini setiap naik 100 m temperaturnya turun 0,5 derajat celcius . oleh krena itu , keadaan temperatur pada batas lapisan ini mencapai -57 derajat celcius sampai -62 derajat celcius. batas
( mintakat ) yang menandai berakhirnya penurunan suhu di sebut tropopause .
 Pada lapisan troposfer terjadi segala fenomena yang berhubungan dengan cuaca , dan iklim contohnya awan, hujan dan angin .


 2. Stratosfer 
 Statosfer terletak di trotosfer sampai50km .Stratosfer lebih tebal di daerah kutub dan kadang - kadang tidak terdapat di khatulistiwa . Di lapisan ini terdapat konsentrasi ozon (03) pling besar , yaiyu di dekat batas luar lapisan . lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung permukaan bumi dari pancaran ulttraviolet dari Matahari yang berlebihan . Temperatur pada akhir lapisan ini naik mencapai 55 derajat celcius . Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini di sebut stratopause .


 3.Mesosfer
 Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50-75km . Temperatur di lapisan ini mula-mula naik , tetapi kumudian turun dan mencapai -72 derajat celcius di ketinggian 75km .Penurunan suhu di lapisan ini adalah setiap naik 100 m temperatur turun 0,4 derajat celcius   . Dilapisan ini sebagai meteorir terbakar . Batas yang menendai berakhirnya lapisan ini disebut mesopause .


  4.Termosfer
 Termosfer terletak di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 75km sampai pada ketinggian sekitar 650 km . T emperatur di lapisan ini kembali naik hingga sekitar 1010 derajat celcius . Lapisan paling bawah di termosfer adalah ionosfer di ketinggian 75-375 km . Di dalam ionosfer gas-gas mengalami ionisasi . Lapisan termosfer berguna dalam penyebaran gelombang radio .


 5.Eksosfer
 Eksosfer terletak di atas lapisan termosfer dan merupakan lapisan paling atas dari atmosfer sampai pada ketinggian yang tidak di ketahui .Oleh karna itu, tidak ada batas yang jelas antara eksosfer dan angkasa luar .
Penyelidikan tenteng atmosfer bumi sangat berguna untuk berbagai kepentingan , antara lain sebagai berikut .
 a. Mengadakan prakiraan  cuaca untuk kepentingan pertanian, penerbangan ,pelayaran ,dan perternakan .
 b.Mengetahiu wilayah pemntulan gelombang radio .
 c.Menentukan keadaan yang cocok untuk meluncurkan  pesawat luar angkasa .



   B. Cuaca dan Iklim 

  1. Pengertian cuaca dan iklim
 cuaca adalah keadaan atmosfer sehari-hari dan terjadi di daerah yang sempit . Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam periode waktu yang lama (umumnya sekitar 30 tahun) meliputi daerah luas .Ilmu yang mempelajari tentang cuaca di sebut meteorologi , sedangkan ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi .

  2. Unsur-unsur Cuaca dan iklim
 Unsur-unsur cuaca dan iklim meliputi suhu udara , tekanan udara, angin, kelembapan udara, per-awanan , dan curah hujan .
 a.Suhu Udara
 Matahari adalah sumber panas utama bagi bumi dan atmosfernya .Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan suhu dan udara , antara lain sebagai berikut .
 1.Sudut Datang Sinar Matahari
 a.) Pola khatulistiwa
 b) Pola Daerah Sedang
 c) Pola Daerah Kutub
 2.)  Lamanya Penyinaran Matahari
 3.)  Ketinggian Tempat
 4)   Kejernihan Atmosfer
 5)   Jarak ke Laut

 b. Tekanan Udara
 Tekanan udara adalah tekanan yang di berikan udara setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer .
 c.Angin
 Angin adalah udara yang bergerak karna adanya perbedaan tekanan udara antara suhu tempat dengan tempat yang lain .
1) Kecepatan Angin
2) Jenis Angin
Ragam angin di bumi antara lain :
 a) Angin Barat
 Angin Barat bertiup dari lintang 35derajat LU/LS menuju 60 derajat LU/LS .
 b) Angin Kutub
 Angin kutub berrmbus dari daerah bretekanan udara tinggi di sekitar kutub daerah sedang .
 c) Angin Pasat
 Angin pasat berembus dari daerah subtropis ( 30 derajat LU/LS ).
d) Angin Silikon
e) Angin anti silikon
f) Angin musim
g) Angin Darat dan Angun Laut
h) Angin Lembah dan Angin Gunung
i) Angin Folum

d. Kelembapan Udara (Humidity)
 Kelembapan udara di gunakan untuk menyatakan banyak nya kandungan uap air di udara  .
 Kelembapan Udara dapat di nyatakan dalam dua cara , yaitu kelembapan relatif dan kelembapan absolut .
 e. Per-awanan (Cloudnees)Awan berbentuk sebagai akibat adanya kondensasi , yaitu proses perubahah wujud dari uap air menjadi titik-titik air .
 f. Curah Hujan
 Hujan adalah peristiwa jatuhnya butir-butir air dalam bentu cair atau padat menuju bumi .
 Berdasarkan proses trejadinya, hujan di kelompokan memjadi 3, yaitu hujan konveksi, hujan orografios , dan hujan frontal .

 Pembagian Iklim
 1.Iklim Matahari
 Iklim matahari di dasarkan atas kedudukan Matahari terhadap tempat-tempat di permukaan bumi .
 Pada tahun 1942, klages membuat klasifikasi iklim berdasarkan temperatur di premukaan bumi menjadi lima daerah, yaitu daerah tropik, subtropika, sedang, dingin, dan kutub .

 2.Pembagian Iklim Menurut W.Koppen
 Klasifikasi iklim memnurut koppen berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur, baik bulanan maupun tahunan. hal itu di sebabkam curah hujan dan temperatur merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi . koppen membagi permukaan bumi menjadi lima golongan iklim .
 a.Iklim Hujan Tropis (A)
 b.Iklim Kering (B)
c.Iklim Sedang (C)
d.Iklim Dingin (D)
e.Iklim Kutub (E)


3. Pembagian Iklim Menurut Schmidth-Ferguson
 Dasar klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson adalah bulan basah dan bulan kering.

 4. Pembagian Iklim Menurut Oldeman             
 Oldeman membuat klasifikasi iklim berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturut-turut pula.

 5. Pembagian Iklim Menururut Junghuhn
 Junghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat.



Source by:http://atmosphere-atmosferfitrydkk.blogspot.com/2011/09/dinamika-atmosfer.html

Senin, 22 April 2013

Dinamika Perubahan Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi




1.      Unsur-Unsur Utama Siklus Hidrologi
Hidrosfer merupakan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti ’air’ dan sphere yang berarti ’daerah’ atau ‘bulatan’. Daerah perairan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Hidrosfer menempati sebagian besar muka bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh air.  Jumlah air yang tetap dan selalu bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi.
Penguapan air yang terjadi di permukaan bumi terutama samudra dan laut disebabkan oleh panas matahari. Uap air yang terbentuk akan bergerak naik ke udara yang segera diikuti penurunan suhu. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, uap air yang mengalami kondensasi (pengembunan) dan berubahlah menjadi embun atau awan, dan akhirnya embun berubah menjadi hujan atau salju.
Ada tiga macam siklus hidrologi, yaitu:
a.       siklus kecil, terjadi jika air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut;
b.      siklus sedang, terjadi dari air laut menguap, mengalami kondensasi dan terbawa angin, membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan ke laut lagi;
c.       siklus besar, terjadi dari air laut yang menguap, menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.

Dengan memahami konsep daur hidrologi secara luas, pengertian istilah daur dapat digunakan sebagai konsep kerja untuk analisis dari berbagai permasalahan, misalnya dalam perencanaan dan evaluasi pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai).
Di dalam daur hidrologi, masukan berupa curah hujan akan didistribusikan melalui beberapa cara, yaitu air lolos (througfall), aliran batang (stemflow), dan air hujan yang langsung ke permukaan tanah. Sedangkan air larian dan air infiltrasi akan mengalir ke sungai sebagai debit aliran dan sebagian lagi menjadi air tanah.
Siklus hidrologi besar terjadi di dalam DAS, dalam mempelajari DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Secara biogeofisik daerah hulu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: merupakan daerah konservasi, kemiringan lereng besar (>15%), bukan merupakan daerah banjir. Jenis penggunaan lahan merupakan hutan, mempunyai bentuk lembah sungai V. Daerah hilir DAS mempunyai ciriciri sebagai berikut: merupakan daerah budi daya, kemiringan lereng kecil (<8%), dan beberapa tempat merupakan daerah banjir. Jenis penggunaan lahan didominasi tanaman pertanian, mempunyai bentuk lembah sungai U dan pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi. Daerah aliran sungai yang tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik DAS yang berbeda tersebut di atas.
Ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini, antara lain, dari segi fungsi tata air. Erosi yang terjadi di daerah hulu akibat praktik bercocok tanam yang tidak mengikuti kaidahkaidah konservasi tanah dan air atau akibat pembuatan jalan yang tidak direncanakan dengan baik tidak hanya berdampak di daerah erosi tersebut berlangsung, tetapi juga akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk penurunan kapasitas tampung waduk sehingga terjadi pendangkalan sungai dan saluran irigasi yang meningkatkan risiko banjir.
Demikian juga penebangan hutan secara terus-menerus di daerah hulu akan menimbulkan peningkatan laju erosi di daerah tengah dan hilir. Dengan demikian, kondisi hidrologis DAS yang baik sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan dan konservasi lahan di wilayah DAS tersebut. Siklus air terjadi karena adanya proses-proses yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain, sebagai berikut.
a.         Transpirasi, adalah proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
b.         Evaporasi, adalah penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut.
c.         Evapotranspirasi, adalah proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
d.         Kondensasi, merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan.
e.         Presipitasi, merupakan segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
f.           Run off (aliran permukaan), merupakan pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
g.         Adveksi, adalah transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air oleh gerakan udara mendatar dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
h.         Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.


2.      Jenis-Jenis Perairan di Muka Bumi

a.      Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari tiga jenis limpasan, yaitu: limpasan yang berasal dari anak-anak sungai dan limpasan dari air tanah.
Ada berbagai bentuk atau tipe sungai, yaitu:
1.    sungai consequent longitudinal, merupakan sungai yang mempunyai aliran yang sejajar dengan antiklinal;
2.    sungai consequent lateral, merupakan sungai yang mempunyai arah aliran menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti done, blockmountain, atau dataran yang baru terangkat;
3.    sungai superimposed, merupakan sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya;
4.    sungai subsequent, merupakan sungai yang terjadi jika di daerah sungai consequent lateral terjadi erosi mundur sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi ke samping dan memperluas lembahnya, akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan);
5.    sungai resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope (kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral dan sering merupakan anak sungai subsequent;
6.    sungai antecedent, merupakan sungai yang arah alirannya tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi pada proses yang lambat;
7.    sungai obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan;
8.    sungai insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebabsebab yang nyata; sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendrites;
9.    sungai reverse, merupakan sungai yang mengubah arah alirannya karena sungai ini tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan;
10.                        sungai compound, merupakan sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya;
11.                        sungai composit, merupakan sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya;
12.                        sungai anaclinal, merupakan sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.

 1.      Pola Aliran Sungai

Ada berbagai pola aliran sungai sebagai berikut.

a.       Paralel, adalah pola aliran yang lurus atau hampir lurus ke tempat yang lebih rendah, terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali sehingga gradien dari sungai itu besar.
b.      Rectangular, merupakan pola aliran siku-siku di mana pola aliran ini terdapat daerah yang mempunyai struktur patahan, atau hanya joint (retakan).
c.       Angulate, merupakan pola aliran yang hampir membentuk sudut 90o, tetapi sungai-sungai masih terlihat mengikuti garis-garis patahan.
d.      Radial centrifugal, merupakan pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome sampai stadium muda dengan pola aliran menuruni lerenglereng pegunungan.
e.       Radial centripetal, merupakan pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut.
f.        Trellis, merupakan pola aliran yang berbentuk, seperti tralis dengan bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
g.       Annular, merupakan variasi dari radial pattern, yang terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent, dan obsequent.
h.       Dendritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman, terdapat pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lerenglerengnya tidak begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.


2.      Meander Sungai
Meander atau bentuk kelokankelokan aliran sungai, sering didapati pada aliran sungai di daerah dataran rendah. Meander terjadi karena adanya reaksi antara aliran sungai dan batu-batuan yang homogen dan kurang resisten terhadap erosi. Terdapat dua sisi pada lengkungan meander. Undercut adalah berpindahnyaaliran air yang disebabkan oleh sedimentasi pada bagian lengkung meander sehingga aliran air di luar lebih cepat daripada arus air pada sisi dalamnya. Kondisi ini menyebabkan sisi luar lengkung tererosi dan hasil erosinya terendap di bagian dalam. Jika berlangsung secara terusmenerus, dapat membentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh.
Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake). Sungai San Juan merupakan salah satu contoh sungai bermeander berelief kasar, karena melakukan erosi pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat di dasar lembahnya.
3.      Delta
Delta adalah endapan yang terbentuk di ujung aliran yang sudah dekat muara di laut atau danau. Ada berbagai bentuk dan ukuran delta. Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya delta, antara lain, musim, kecepatan aliran sungai, dan jenis batuan.

4.      Identifikasi Berbagai Proses Pelapukan/Pengikisan Sungai
Erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi) yang terjadi secara alami ketika air mengalir. Kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air merupakan faktor yang memengaruhinya. Aktivitas pengikisan akan semakin meningkat jika kemiringan aliran air sungai makin besar, sedangkan di daerah datar yang kecepatan airnya lambat penimbunan atau pengendapan material akan semakin intensif.

5.      Lembah Sungai
Lembah sungai merupakan hasil pengikisan air yang mempunyai bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses, yakni: pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan.
1.      Pendalaman lembah sungai
Perbedaan ketinggian yang besar menyebabkan proses erosi di daerah hulu sungai. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik. Pengikisan dan pendalaman saluran juga dipercepat oleh terjadinya pengikisan mekanik. Pengikisan mekanik ini dipercepat oleh serpihan batuan yang terbawa oleh aliran yang deras. Selain itu, terjadi pula pengikisan kimiawi yaitu proses pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
2.      Pelebaran lembah sungai
Lambatnya kecepatan arus air di daerah datar menyebabkan proses erosi ke samping (lateral) sehingga erosi lateral lebih pada melebarnya lembah sungai. Erosi lateral juga dibarengi dengan proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari materi longsoran (mass wasting) dari lereng atasnya. Kondisi ini dapat mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
3.      Pemanjangan lembah sungai
Penurunan permukaan laut yang menyebabkan daratan bertambah maju, pertumbuhan delta yang menambah luas daratan merupakan penyebab terjadinya pemanjangan lembah. Perkembangan lembah sungai dapat dijadikan sebagai penunjuk umur lembah tersebut, umur ini adalah umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah dalam beberapa tingkatan. Stadium awal ditandai dengan daya kikis vertikal yang masih besar disebabkan oleh gradien sungai yang masih besar. Dataran asli baru yang disebabkan oleh pengangkatan dasar laut dan sedimentasi gunung berapi terbentuk pada stadium ini. Di beberapa tempat terdapat permukaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Dapat dikatakan bahwa pada stadium ini daerah sekelilingnya masih merupakan bentuk antaraliran dan erosi baru.
Stadium muda pembentukan lembah dimulai dengan beberapa tandatanda, antara lain:
1.      daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien yang masih besar menyebabkan penampang lintang dari lembah berbentuk huruf V;
2.      daya angkut aliran air sungai paling besar;
3.      lebar bagian bawah lembah dan lebar saluran sungai sama besar;
4.      dasar lembah belum merata.
Stadium dewasa lembah sungai mempunyai ciri:
1.      gradien sungai lebih kecil daripada gradien pada stadium muda;
2.      terjadinya erosi lateral, dan tidak lagi terjadi erosi vertikal praktis
3.      lembah sungai berbentuk U, dengan kedalaman yang lebih kecil daripada ukuran lebarnya;
4.      terdapat dataran banjir (flood plain) pada lembah sungai dan terbentuknya kelokan (meander) pada flood plain sungai;
5.      pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai akibat sedimentasi.
6.      Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai

Di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya, kualitas airnya cenderung menurun. Adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar pH, kebutuhan oksigen biologi (Biological Oxygen Demand = BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) dapat dijadikan petunjuk terhadap penurunan kualitas air sungai. Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh provinsi di Pulau Jawa yang telah melampaui batas baku mutu yang ditetapkan. Selain itu, kekeruhan air dan jumlah lumpur yang mencapai 25 ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa dapat menunjukkan adanya erosi tanah di bagian hulu sungai.
Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap pemanfaatan sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas air saat itu. Masyarakat pengguna dan para pengusaha yang andil dalam terjadinya pencemaran air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air.
Program yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air sungai ini adalah program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan untuk menurunkan jumlah beban zat pencemar yang masuk ke sungai.
Peranan penting sungai bagi kehidupan manusia, antara lain:
1.      untuk pengairan, misalnya dengan dibuat waduk;
2.      kaya bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan;
3.      sebagai mata pencarian penduduk, seperti pengamjikan pasir dan batubatu; pencarian bijih emas, intan, timah aluvial; dan perikanan;
4.      sumber pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan air terjun sungai;
5.      kandungan mineral yang terdapat di dalam air sungai dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk meningkatkan kesuburannya karena unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan tanaman;dataran aluvial yang subur merupakan hasil pengendapan air sungai;
6.      bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, seperti industri bata dan genting, sungai mempunyai arti yang sangat penting;
7.      untuk lalu lintas atau transportasi air.



b.      Danau
Kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk disebut dengan danau. Suplai air danau berasal dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata air dan air tanah. Danau bersifat permanen atau tetap berair sepanjang tahun. Akan tetapi, jika sumber air pengisi danau berasal dari salah satu saja, danau tersebut bersifat sementara atau periodik, sehingga pada waktu tertentu danau tersebut akan kering.
Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
1.      Danau Vulkanis
Danau vulkanis terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis. Depresi vulkanis timbul pada bekas suatu letusan gunung api. Dasar cekungan yang tertutup oleh material vulkan tidak tertembus oleh air, sehingga jika terjadi hujan, airnya akan tertampung dan membentuk danau vulkanis. Bentuk dan luas yang terjadi dipengaruhi oleh tipe letusan. Pada tipe gunung api maar akan terbentuk danau maar, pada gunung api dengan letusannya kaldera, akan terbentuk sebuah danau kaldera yang luas. Contoh danau vulkanis adalah Danau Singkarak di Sumatra Barat.

2.      Danau Tektonik
Danau tektonik terbentuk karena bentuk-bentuk patahan dan slenk yang ditimbulkan oleh gerak dislokasi (perpindahan lokasi) di permukaan bumi. Slenk yang diapit oleh horst, di sekitarnya dapat membentuk danau kalau mendapat air dalam jumlah yang cukup (air hujan, sungai, mata air). Contoh danau tektonik adalah Great Basin di Amerika Serikat, Danau Nyasa, dan Danau Tanganyika di Afrika Timur.
3.      Danau Lembah Gletser
Setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dahulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Danau akan terbentuk jika lembah yang telah terisi air itu tidak berhubungan dengan laut.
4.      Danau Dolina
Danau dolina/dolin merupakan danau yang terdapat di daerah karst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Danau ini dapat terbentuk jika di dasar dan tebing dolina terdapat bahan geluh lempung yang tak tembus air, sehingga jika terjadi hujan airnya tidak langsung masuk ke dalam tanah kapur, tetapi akan tertampung di dolina terbentuklah danau dolina. Danau dolina dapat juga terjadi karena adanya air di dalam tanah kapur tinggi.
5.      Danau Terbendung/Danau Buatan
Danau ini terbentuk karena tertahannya aliran air oleh bahan-bahan lepas maupun terikat, misalnya, runtuhan gunung, moraine ujung dari gletser, dan aliran lava yang membendung lembah sungai. Waduk atau dam merupakan danau buatan, hasil bendungan manusia, seperti Waduk Kedung Ombo, Waduk Gadjah Mungkur, dan Waduk Sermo.
6.      Danau karena Erosi Sungai
Contoh: danau tapal kuda (oxbow lake).
Berdasarkan jenis airnya, danau dapat dibedakan atas berikut.
a.       Danau Air Tawar
Sumber air dari danau air tawar adalah air hujan. Danau air tawar banyak terbentuk di daerah-daerah bercurah hujan tinggi atau humid (basah). Danau-danau di Indonesia sebagian besar merupakan danau air tawar.
b.      Danau Air Asin
Danau ini bersifat temporer. Umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid. Penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Danau ini mempunyai kadar garam yang tinggi, sehingga jika danau tersebut kering, akan tertinggal lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau dengan kadar garam yang tinggi, misalnya, Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6% dan Laut Mati (Israel), kadar garamnya 32%.
Kondisi Danau di Indonesia
Luas danau di Indonesia lebih kurang seluas 1,85 juta hektare atau 0,52 persen. Namun, sebagian besar belum dimanfaatkan secara maksimal. Beberapa danau di Indonesia sudah tercemar, antara lain, Danau Pluit di Jakarta yang telah tercemar nitrat, fosfat, klorida, dan sulfat yang sangat tinggi.
Beberapa danau dapat hilang karena adanya pembentukan delta-delta dan pelumpuran di danau yang disebabkan adanya erosi, akibat gundulnya hutan di hulu sungai, kemudian terbawa oleh air yang berakibat pada pendangkalan danau dan hilangnya danau; gerakan tektonik yang berupa pengangkatan dasar danau; pengendapan jasad hewan dan tumbuhan yang mati berakibat pada cepatnya pendangkalan danau; penguapan yang kuat, terutama di daerah arid; banyaknya air yang keluar karena banyaknya sungai-sungai yang meninggalkan danau yang menimbulkan erosi dasar pada bibir danau, akibatnya danau dapat menjadi kering dan kehabisan air, atau karena ditimbun oleh manusia.
Proses sedimentasi yang cukup tinggi di Rawa Pening (Jawa Tengah), Danau Sentani (Papua), Danau Tempe (Sulawesi Selatan), Danau Tondano dan Danau Limboto (Sulawesi Utara), dan Danau Singkarak (Sumatra Barat) harus segera ditanggulangi dengan pengelolaan dan menjaga hutan di sekitar danau. Cara ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan air dan menghambat pengendapan lumpur yang berlebihan. Selain hal tersebut, upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan mempertahankan kualitas lingkungan yang berupa hutan, tanah, dan air.

c.       Rawa
Daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Berdasarkan genangan airnya, rawa dibedakan atas berikut.
1.      Rawa yang Airnya Selalu Tergenang
Tanah-tanah di daerah rawa ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Keadaan ini terjadi karena tanahnya tertutup tanah gambut yang tebal. Selain itu, karena derajat keasamannya (pH) yang tinggi(mencapai 4,5) yang berwarna kemerah-merahan, sulit ditemukan hewan yang hidup di rawa ini.


2.      Rawa yang Airnya Tidak Selalu Tergenang
Rawa jenis ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air laut pasang, pada saat air laut surut airnya akan mengering. Derajat keasaman rawa ini tidak terlalu tinggi karena adanya pergantian air tawar di daerah rawa masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian pasang surut. Adanya pohon-pohon rumbia merupakan ciri bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam.
Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
a.    jika keasamannya tidak terlalu tinggi, rawa tersebut dapat dijadikan lahan persawahan dan perikanan;
b.    sebagai objek wisata seperti Rawa Pening;
c.    sebagai batas alam untuk menangkal masuknya intrusi air laut ke darat.

3.      Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang terbentuk dari kumpulan sungai dalam suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal. Daerah aliran sungai merupakan areal tampungan air yang masuk ke dalam wilayah air sungai. Pengukuran DAS dapat dilakukan dengan cara menarik garis yang pada titik-titik tertinggi menghubungkan wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain. Saat ini ada 36 DAS di Indonesia berada dalam kondisi kritis dengan kerusakan yang sangat parah. Di bagian hulu sungai sebagian areal hutan telah ditumbuhi banyak semak belukar dan ada juga yang sudah gundul.
Seperti pernah kita lihat adanya berbagai masalah yang timbul dengan terjadinya banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Masalah ini dapat timbul karena gundulnya hutan di bagian hulu, sehingga tidak mampu menampung luapan air jika terjadi hujan secara terus-menerus. Demikian juga yang terjadi di bagian bawah, karena erosi tanah yang terbawa oleh air akan mengendap sebagai lumpur dan menyebabkan pendangkalan di sungai, waduk, ataupun saluran air, sehingga ketika terjadi hujan yang terus-menerus air sungai akan meluap dan terjadilah banjir. Gundulnya hutan merupakan akibat dari penggunaan tanah yang tidak tepat, seperti sistem perladangan berpindah dan pertanian lahan kering, tanpa perlakuan konservasi yang tepat dan tidak mengikuti pola tata guna tanah.
DAS banyak dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis batuan, dan banyaknya tumbuhan yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Bentuk lereng DAS sangat berpengaruh terhadap kecepatan terkumpulnya air hujan di dalam aliran. Meander, dataran banjir, dan delta adalah bagian dari DAS. Banyaknya hujan di DAS dapat dihitung dengan cara isohyet dan thiessen.
a.               Isohyet, merupakan garis dalam peta yang menghubungkan tempattempat yang mempunyai jumlah curah hujan yang sama selama satu periode tertentu. Isohyet digunakan jika luas DAS lebih besar dari 5.000 km2.
b.               Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas antara 1.000–5.000 km2. DAS dapat dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah hulu sungai, tengah sungai, dan hilir sungai. DAS di hulu sungai berbukit-bukit, berlereng curam, banyak digunakan untuk areal ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah penyangga dan banyak permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. DAS di bagian tengah sungai, relatif landai, biasa digunakan untuk jalur transportasi, karena daerahnya yang datar daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk, seperti pertanian, perdagangan, perindustrian, dan merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. DAS di bagian hilir merupakan daerah yang landai, subur, dan banyak dimanfaatkan untuk permukiman dan areal pertanian (misalnya, areal tanaman padi, jagung, dan tanaman kelapa).


4.      Potensi Air Permukaan dan Air Tanah

a.      Lapisan Tak Kedap
Lapisan tak kedap adalah lapisan yang mudah tertembus air sehingga air tidak tertahan dan langsung dapat meresap sampai pada lapisan kedap. Kadar pori lapisan tak kedap cukup besar, contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil, dan kapur.
b.      Lapisan Kedap
Lapisan kedap ini adalah lapisan yang tak tembus air. Kadar pori lapisan kedap sangat kecil sehingga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil. Kadar pori merupakan jumlah pori atau celah pada butir-butir tanah (%). Pada lapisan lempung setelah mengisap air hingga jenuh air tidak akan terserap lagi sehingga semua air akan dialirkan atau tetap menggenang. Contoh lapisan kedap, yaitu geluh, napal, dan lempung.




 c.       Lapisan Peralihan
Lapisan peralihan terletak di antara lapisan kedap dan lapisan tak kedap. Lapisan ini merupakan kombinasi dari dua lapisan tersebut. Keadaan air dan posisi tanah dalam lapisan tak kedap dapat memengaruhi gerak aliran airnya. Jika lapisan yang kurang kedap terletak di atas dan di bawah tubuh air, dapat dihasilkan suatu lapisan penyimpanan air yang disebut air tanah tak bebas. Perbedaan tinggi suatu tempat dengan daerah tangkapan hujan sangat berperan dalam timbulnya tekanan air tanah tak bebas. Sumur artesis muncul jika pengeboran dilakukan di daerah yang lebih rendah daripada permukaan air tanah pada daerah tangkapan hujan.
Bagi daerah-daerah yang kering, beriklim arid (panas) dan semiarid (semipanas), air artesis mempunyai arti yang sangat penting. Contoh daerah cekungan artesis di Australia Tenggara, terletak di daerah aliran Sungai Darling dan Sungai Murray.

5.      Penampang Air Tanah
Lapisan batuan porous merupakan pengikat air tanah freatik dengan jumlah cukup besar. Kedalaman lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapis-lapis batuan di atasnya. Jika lapisan freatik menjumpai retakan atau patahan, air akan keluar ke permukaan dan awalnya sering membawa endapan air. Amatilah penampang lapisan air tanah sebagai berikut.

Hal-hal berikut ini sedapat mungkin harus dihindari agar kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjaga, hal-hal yang perlu dicegah tersebut, antara lain:
1.        kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan pada satu wilayah karena berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah;
2.        penggunaan air tanah yang berlebih-lebihan oleh industri karena akan mempercepat menurunnya volume air tanah;
3.        agar tidak terjadi perluasan, pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus sesuai dengan peraturan;
4.        pengawasan terhadap penggunaan lahan sepanjang daerah aliran sungai (DAS);
5.        perusakan hutan dan lahan penghijauan menimbulkan tidak seimbangnya tata air;
6.        pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, terutama limbah industri dan domestik;
7.        tidak adanya pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan(amdal), khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan.
Kegunaan Air Tanah
Kandungan air tanah yang potensial terjadi karena:
1.      tingginya curah hujan, rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun;
2.      populasi tumbuhan penutup tanah dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan;
3.      terdapatnya beraneka jenis tanaman berperan dalam memperbesar absorpsi terhadap air permukaan, mengingat Indonesia beriklim tropis.
Air tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Air tanah merupakan air paling bersih dan paling sehat untuk minum, masak, mandi, dan cuci. Mengapa demikian? Ini terjadi karena proses pembentukan air tanah melalui proses penyaringan, pembersihan, dan penetralan derajat keasamannya. Air tanah dapat ditemukan dengan menggali atau mengebor lapisan tanah. Dengan sumur-sumur biasa ataupun dengan pengeboran atau pembuatan sumur artesis pada air tanah tertekan. Pada air sungai permanen, salah satu sumber airnya berasal dari beberapa mata air di daerah hulu aliran sungainya yang masih memiliki hutan yang lebat. Air sungai permanen dapat dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan, dan objek wisata, karena pada sungai ini volume airnya relatif tetap. Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu carauntuk menjaga kelestarian air tanah.
Pilot Project Geografi
Sumur Resapan
Kemarau panjang sering berdampak negatif kepada kehidupan, kekurangan air bersih, kebakaran  hutan, dan lain-lain. Padahal setiap musim penghujan kita mengalami banjir yang juga membawa kerugian besar. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut sekaligus, kita perlu membuat sumur-sumur resapan. Untuk di daerah-daerah yang tanahnya masih luas kita dapat membuat kolam atau empang. Untuk lokasi yang terbatas kita membuat sumur resapan.
Adapun cara membuat sumur resapan cukup mudah. Pertama, galilah tanah di sekitar rumah, terutama yang berada dekat pompa air atau jet pump. Kedua, isi lubang secara bergantian dengan pecahan tembok atau batu kali dan ijuk secara bergantian hingga lubang penuh. Ketiga, pada bagian atas tutup dengan pasir. Keempat, arahkan curahan air hujan atau air bekas cucian dapur ke arah lubang, air itu akan meresap ke dalam tanah dan akan menjadi sumber air tanah bagi lingkunganmu.  Cobalah praktikkan hal ini di sekitar rumahmu maka kamu tak perlu menggali sumur baru atau memperdalam sumur setiap musim kemarau, dan tentu biayanya akan lebih murah. (Murnaria Manalu)

6.      Penyebab, Dampak, serta Usaha Mencegah Terjadinya Banjir
Penggundulan hutan menyebabkan hutan gundul dan tidak bervegetasi. Keadaan ini dapat memperkecil daya serap air. Jika daerah ini diguyur hujan secara terus-menerus, hanya sedikit air yang dapat terserap. Akibatnya, air akan meluap dan terjadilah banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air saat banjir, dapat terjadi karena pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai serta adanya hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang kadang-kadang luasnya dapat jauh lebih besar daripada alur sungainya sendiri.
Banjir dapat menimbulkan dampak kerugian bagi manusia, seperti kerusakan pada rumah, jalan, jembatan, bahkan dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika banjir menerjang persawahan, menyebabkan gagalnya panen. Contohnya, banjir bandang yang menerjang Sinjai (Sulawesi Selatan). Banjir ini telah menghancurkan rumah, gedung sekolah, tempat ibadah, dan menewaskan ratusan jiwa baik manusia maupun hewan.
Timbulnya polusi air dan berbagai macam penyakit akibat bencana banjir berdampak psikologis bagi korban. Usaha-usaha manusia untuk mengurangi risiko banjir, antara lain,  sebagai berikut:
1.    meningkatkan daya resapan air, melakukan reboisasi atau penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul;
2.     mengurangi terjadinya erosi, membuat terrasering dan sengkedan pada lahan miring;
3.    menahan luapan air sungai, membangun tanggul-tanggul;
4.    melakukan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada musim kemarau;
5.    membuat terusan saluran air;
6.    membuat bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun;
7.    membuat kanal-kanal sungai, selokan-selokan air, membuat pintu air, membuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai di daerah-daerah perkotaan;
8.    menimbulkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal atau nonformal dan melalui media massa.
Usaha pencegahan banjir juga harus dilakukan dengan menggunakan konsep DAS. Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS dimaksudkan sebagai kemampuan DAS untuk menahan air di bagian hulu.
Perubahan tata guna lahan, misalnya, dari hutan menjadi permukiman, perkebunan, dan lapangan golf akan menyebabkan retensi DAS ini berkurang secara drastis. Seluruh air hujan akan dilepaskan ke wilayah hilir. Sebaliknya, semakin besar retensi suatu DAS semakin baik, karena air hujan dapat dengan baik diresapkan di DAS ini dan secara perlahan-lahan dialirkan ke sungai hingga tidak menimbulkan banjir di hilir. Manfaat langsung peningkatan retensi DAS adalah bahwa konservasi air di DAS terjaga, muka air tanah stabil, sumber air terpelihara, kebutuhan air untuk tanaman terjamin dan fluktuasi debit sungai dapat stabil.
Retensi DAS dapat ditingkatkan dengan cara, program penghijauan yang menyeluruh baik di perkotaan/perdesaan atau kawasan lain, mengaktifkan bendungan-bendungan alamiah, membuat resapan-resapan air hujan alamiah dan pengurangan atau menghindari sejauh mungkin pembuatan lapisan keras permukaan tanah yang dapat berakibat sulitnya air hujan meresap ke tanah. Memperbaiki retensi DAS pada prinsipnya adalah memperbanyak kemungkinan air hujan dapat meresap secara alamiah ke dalam tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir untuk itu perlu adanya proses pembelajaran sosial yang efektif dan terus-menerus.